BAHAYANYA KETUBAN PECAH DINI – RS. MITRA MEDIKA PREMIERE

RS. Mitra Medika Premiere

Ketika hamil, dokter pasti mewanti-wanti Anda akan bahaya ketuban pecah dini atau KPD. Sebenarnya apa itu ketuban pecah dini? Apakah ketuban pecah dini berbahaya bagi kesehatan ibu dan bayi?
Ketuban pecah dini terjadi sekitar 3% sampai 8% dalam kehamilan, dan sepertiganya menyebabkan terjadinya persalinan prematur.
Semakin awal terjadinya pecah ketuban pada masa kehamilan, maka semakin serius kondisi tersebut. Ketuban pecah dini yang berlangsung lama (lebih dari 18 jam) berhubungan dengan meningkatnya risiko infeksi bayi baru lahir. Tanda bahaya kehamilan ini perlu ditangani sesegera mungkin untuk menghindari terjadinya komplikasi pada ibu dan calon bayi.

Apa yang dimaksud dengan Ketuban Pecah Dini?

Premature rupture of membranes (PROM) atau ketuban pecah dini adalah kondisi pecahnya kantung ketuban secara tiba-tiba sebelum proses persalinan dimulai atau preterm premature rupture of membranes (PPROM) di bawah usia 37 minggu. Kantung ketuban sendiri merupakan bagian dari membran janin yang berfungsi mengelilingi dan melindungi janin untuk mempertahankan kehamilan.

Apa Penyebab terjadinya Ketuban Pecah Dini?

Ada bermacam hal yang disinyalir dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Di antaranya, terjadinya tekanan dalam rahim yang disebabkan oleh kehamilan kembar, air ketuban yang terlalu banyak sehingga tekanannya tinggi, kurangnya nutrisi, infeksi, dan yang paling sulit untuk diatasi adalah bila tidak diketahui penyebabnya.
Kemungkinan penyebab lain terjadinya KPD adalah :
• Infeksi menular seksual, seperti klamidia dan gonore
• Kelahiran prematur sebelumnya
• Pendarahan vagina
• Merokok
• Pernah menjalani operasi atau biopsi serviks
• Lebih banyak tekanan pada membran ketuban
• Penyebab yang tidak diketahui

Bagaimana Gejala jika Terjadi Ketuban Pecah Dini?

Tanda yang harus diperhatikan, adanya cairan yang mengalir dari vagina. Anda akan merasakan semburan cairan dari Miss V. Cairan ini dapat mengalir secara perlahan atau tetesan cairan. Mungkin Anda mengira itu sebagai urine. Ketika ketuban pecah dini, Anda tidak dapat menahannya, tidak seperti saat Anda ingin buang air kecil.
Apabila pecahnya ketuban disertai dengan infeksi, maka beberapa gejala lain yang dapat muncul antara lain:
• Nyeri perut.
• Demam.
• Detak jantung janin meningkat.
• Ketuban berwarna keruh atau berbau.
• Keputihan yang berkelanjutan dan berbau tidak sedap.

Diagnosa Ketuban Pecah Dini

Dokter dapat mendiagnosis ketuban pecah dini dari keluhan yang dirasakan pasien dan melalui pemeriksaan fisik. Dalam pemeriksaan fisik, dokter terutama akan memeriksa bagian dalam mulut rahim untuk memastikan pecahnya ketuban. Bila diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan tambahan berupa:
Tes pH, untuk memeriksa tingkat keasaman cairan vagina. Apabila ketuban sudah pecah, maka tingkat keasaman cairan vagina akan lebih tinggi (harusnya kondisinya lebih basa).
USG, pencitraan dengan USG kehamilan dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi janin dan rahim, serta melihat jumlah air ketuban yang masih tersisa.

Penanganan Ketuban Pecah Dini

Ketika ibu hamil mengalami kondisi ini, dokter akan memeriksa apakah janin sudah siap untuk dilahirkan. Menunda kelahiran setelah pecahnya ketuban justru berisiko menyebabkan infeksi. Jika belum ada tanda-tanda melahirkan, dokter akan menyarankan induksi agar proses persalinan bisa dipercepat. Tindakan ini dilakukan hanya ketika janin sudah mencapai usia siap dilahirkan.
Usia kehamilan < 34 minggu
Apabila pecahnya ketuban terjadi ketika usia kehamilan belum mencapai 34 minggu, maka dokter tidak akan mengambil tindakan untuk melahirkan karena paru-paru pada janin belum berkembang dengan sempurna. Dalam menanganinya, dokter biasanya memberikan kortikosteroid untuk mempercepat proses perkembangan paru-paru hingga janin siap untuk dilahirkan.
Lebih jelasnya, berikut adalah penentuan pengobatan ketuban pecah dini berdasarkan usia kehamilan:
Usia kehamilan di bawah 34 minggu
Biasanya apabila pada usia ini terjadi ketuban pecah dini, dokter spesialis kebidanan dan kandungan akan menyarankan untuk melakukan perawatan pematangan paru untuk memberi kesempatan paru bayi untuk matang.
Namun keputusan ini juga harus dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh, misalnya apakah jumlah ketuban dirasa cukup, tidak terjadi infeksi, dan juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda fetal distress atau gawat janin.
Usia kehamilan < 34-36 minggu
Risiko ketuban pecah dini pada usia 34-36 minggu pada umumnya sama dengan usia kandungan di bawah 34 minggu. Hanya saja, biasanya pada usia ini pilihan akan diserahkan kepada pasien tentunya setelah dokter memeriksakan kondisi bayi dan menjelaskan risiko-risiko tata laksana yang akan diambil.
Usia Kehamilan > 37 minggu
Apabila usia kandungan sudah menyentuh angka 36 minggu atau lebih, maka biasanya dokter akan melakukan tindakan aktif atau segera dilahirkan. Biasanya pada usia ini berat bayi sudah cukup dan paru-parunya pun sudah matang.

Cara Mencegah terjadinya Ketuban Pecah Dini

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti bagaimana cara mencegah ketuban pecah dini. Namun, ibu hamil disarankan untuk tidak merokok dan menghindari kontak langsung dengan perokok. Pasalnya rokok dapat meningkatkan risiko ketuban pecah dini dan berbagai risiko penyakit berbahaya lainnya. Menjaga kesehatan organ intim, serta menjalani gaya hidup sehat dengan menjaga asupan gizi seimbang, olahraga teratur dan menghindari stress bisa membantu mengurangi risiko ketuban pecah dini.
Selain itu, pemeriksaan secara rutin juga penting untuk dilakukan. Dengan begitu, proses tumbuh kembang janin dapat terpantau dengan baik, pun adanya komplikasi kehamilan bisa terdeteksi sejak dini.

Reviewed by Tim Medis RS. Mitra Medika Premiere