Nyeri pada telinga adalah kondisi yang bisa dialami oleh siapa saja, tidak terkecuali pada anak-anak. Kondisi ini biasanya dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga sering kali membuat anak cenderung rewel dan lebih sering menangis.
Lantas, apa penyebab sakit telinga pada anak dan bagaimana cara mengatasinya? Simak informasi lengkap mengenai berbagai penyebab sakit telinga pada anak beserta cara mengobatinya melalui ulasan di bawah ini.
Penyebab Sakit Telinga pada Anak
Terdapat sejumlah kondisi yang bisa menyebabkan sakit telinga pada anak, di antaranya adalah perbedaan tekanan udara, abses saluran telinga, otitis media dengan efusi, infeksi telinga, gangguan tuba eustachius, dan lain sebagainya. Berikut adalah penjelasan selengkapnya.
Kotoran Masuk ke Saluran Telinga yang Dalam
Penyebab telinga anak sakit yang pertama adalah masuknya kotoran ke saluran telinga yang lebih dalam. Kondisi ini dapat terjadi karena orang tua terbiasa membersihkan kotoran telinga pada anak menggunakan cotton bud. Penggunaan cotton bud untuk membersihkan kotoran telinga justru akan mendorong kotoran masuk ke saluran telinga lebih dalam. Selain itu, penggunaan cotton bud juga rentan mengakibatkan iritasi pada saluran telinga.
Perbedaan Tekanan Udara
Penyebab sakit telinga pada anak berikutnya adalah adanya perbedaan tekanan udara di telinga bagian dalam dan bagian luar, misalnya saat sedang naik pesawat atau mendaki gunung.
Jika telinga tidak cepat beradaptasi untuk menyeimbangkan tekanan udara di dalam telinga, naiknya tekanan udara secara tiba-tiba dapat membuat gendang telinga meregang, sehingga kondisi tersebut turut menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada telinga.
Abses Saluran Telinga
Infeksi pada folikel rambut di saluran telinga dapat menyebabkan munculnya abses atau kantong nanah di dalam saluran tersebut. Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan berwarna merah di bagian saluran telinga yang terasa nyeri.
Infeksi Telinga
Karena bentuk dan ukuran tuba Eustachiusnya belum berkembang dengan sempurna, anak-anak, terlebih yang berusia di bawah 2 tahun cenderung lebih berisiko mengalami infeksi pada telinga bagian tengah atau dikenal dengan otitis media.
Perlu diketahui, tuba Eustachius merupakan saluran yang berfungsi untuk menghubungkan telinga bagian tengah dengan rongga nasofaring sehingga memiliki peran penting dalam sistem pendengaran manusia.
Adapun beberapa penyebab dari terjadinya otitis media adalah infeksi saluran pernapasan atas, batuk pilek, dan alergi. Selain itu, pada bayi dan balita berusia 6–24 bulan, otitis media bisa disebabkan oleh kebiasaan menyusu dengan botol terutama dalam posisi berbaring.
Otitis Media Efusi
Otitis media efusi adalah gangguan telinga yang terjadi karena terdapat cairan atau lendir yang terperangkap di telinga bagian tengah, dengan kondisi membran timpani (gendang telinga) tetap utuh.
Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, namun lebih sering terjadi pada anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun. Selain menimbulkan rasa nyeri di telinga, otitis media efusi juga dapat membuat anak mengeluhkan gangguan pendengaran.
Otitis Eksterna
Otitis eksterna adalah gangguan telinga yang terjadi karena adanya infeksi pada saluran telinga bagian luar. Kondisi ini biasanya diawali dengan terjadinya luka atau iritasi pada kulit tipis pembungkus saluran telinga bagian luar, kemudian berkembang menjadi infeksi.
Selain itu, otitis eksterna juga umumnya terjadi pada beberapa hari setelah berenang. Hal ini dikarenakan bakteri penyebab otitis eksterna berkembang secara optimal di lingkungan saluran telinga yang terlalu lembap. Oleh karenanya, kondisi ini juga kerap dikenal dengan istilah swimmer’s ear.
Gangguan Kesehatan Lain
Selain kondisi di atas, sakit telinga pada anak juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan lain, seperti infeksi atau radang amandel, kerusakan pada gigi geraham belakang, dan gondongan (infeksi virus yang menyebabkan peradangan pada kelenjar air liur di bagian samping).
Penyakit gondongan tersebut bisa menyebabkan kelenjar parotis (salah satu kelenjar air liur) membengkak sehingga memicu peningkatan tekanan pada saluran telinga. Kelenjar parotis sendiri merupakan kelenjar ludah yang terletak di bagian samping wajah atau depan telinga.
Gejala Sakit Telinga pada Anak
Saat anak beranjak dewasa, anak sudah dapat menjelaskan rasa nyeri pada telinga dengan baik sehingga bisa membantu mendorong orang tua untuk segera membawa anak bertemu dengan dokter guna mengidentifikasi penyebab dari keluhannya.
Di sisi lain, pada bayi atau balita yang belum bisa berbicara atau menjelaskan rasa sakitnya, nyeri di telinga ini dapat membuat anak menjadi lebih sering menangis atau rewel.
Karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali apa saja gejala atau tanda yang menyertai keluhan sakit telinga pada anak. Berikut adalah sejumlah gejala dan tanda yang menyertai sakit telinga pada anak yang perlu dikenali.
– Demam.
– Bengkak dan kemerahan pada telinga.
– Keluar cairan dari telinga.
– Sering menggaruk, memegang, atau menarik telinga.
– Kesulitan atau tidak merespons saat dipanggil.
– Gangguan keseimbangan tubuh.
– Muntah.
– Susah tidur.
– Keluar bau yang tidak sedap dari telinga.
– Nafsu makan menurun.
Cara Mengatasi Sakit Telinga pada Anak
Secara umum, pengobatan sakit telinga pada anak perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Namun, sejumlah cara yang umum dilakukan oleh dokter untuk mengatasi sakit telinga pada anak adalah sebagai berikut.
A. Pemberian Obat-obatan
Pemberian obat-obatan merupakan salah satu cara mengatasi telinga anak sakit yang umum dilakukan. Dokter biasanya memberikan obat tetes telinga berisi antibiotik untuk mengatasi gejala sakit telinga pada anak akibat infeksi bakteri serta obat tetes telinga yang mengandung kortikosteroid untuk membantu meredakan peradangan pada saluran telinga.
Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat pereda nyeri, seperti misalnya parasetamol untuk meredakan rasa nyeri dan demam yang kerap terjadi saat anak mengalami sakit telinga.
B. Perawatan Mandiri
Untuk membantu meredakan rasa nyeri pada telinga anak, orang tua disarankan untuk mengurangi kebisingan di lingkungan sekitar anak. Misalnya, mengurangi volume suara televisi atau suara saat berbicara dengan anak yang sedang mengalami sakit telinga.
C. Tindakan Operasi
Apabila cara-cara di atas tidak efektif untuk meredakan gejala nyeri pada telinga anak, maka dokter dapat menyarankan pasien untuk menjalani prosedur pembedahan.