Salmonella adalah bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan yang ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Penyakit akibat infeksi salmonella dapat menimbulkan gejala berupa sakit perut, demam, diare, hingga kram pada perut.
Bakteri salmonella banyak ditemukan pada makanan yang dimasak kurang matang atau tidak dicuci sampai bersih. Air minum yang tidak bersih, dan tempat pembuangan limbah yang tidak layak. Itulah sebabnya, masyarakat selalu disarankan untuk mencuci buah dan sayur sampai bersih, memasak makanan hingga benar benar matang dan minum air bersih.
Penyebab infeksi salmonella
Penyebab utama salmonellosis atau infeksi salmonella adalah bakteri salmonella. Seperti yang telah disinggung diatas, bakteri salmonella dapat disebarkan melaui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh feses atau tinja yang mengandung bakteri salmonella tersebut.
Beberapa jenis makanan dan minuman yang perlu diwaspadai mengandung bakteri salmonella adalah:
● Makanan olahan, seperti sosis dan nugget
● Telur setengah matang atau mentah
● Produk olahan yang salah satu komponennya menggunakan telur ayam, seperti saus
mayonaise, yang terbuat dari telur mentah yang terkontaminasi
● Daging mentah atau dimasak setengah matang, termasuk daging merah dan unggas
● Makanan laut dari air yang terkontaminasi bakteri
● Susu dan produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi
● Buah dan sayur yang tidak dicuci bersih
● Bahan makanan yang dicuci dengan air yang terkontaminasi bakteri salmonella
Selain dari makanan, beberapa hal juga dapat menjadi penyebab infeksi salmonella, antara lain:
● Memiliki hewan peliharaan seperti kucing, anjing, burung, ataupun reptil yang dapat membawa bakteri salmonella di bulunya
● Tidak menjaga kebersihan termasuk jarang mencuci tangan.
Gejala infeksi salmonella
● Mual dan muntah
● Kram perut
● Demam dan menggigil
● Kehilangan nafsu makan
● Sakit kepala
● Adanya darah pada tinja
Gejala salmonella biasanya muncul 12-72 jam setelah terjadinya infeksi. Gejala gejala tersebut dapat berlangsung selama 4-7 hari. Namun, gejala diare mungkin bisa berlangsung lebih lama hingga 10 hari. Sementara itu, durais pemulihan saluran cerna memerlukan waktu yang lebih lama
Pengobatan infeksi salmonella
Apabila penderitanya memiliki daya tahan tubuh yang baik, sebenarnya infeksi salmonella bisa membaik tanpa pengobatan khusus. Namun, jika gejala yang dirasakan tak kunjung membaik, atau bahkan memburuk, maka penderita disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Pada kasus infeksi salmonella yang parah, penderita akan diminta untuk menjalani rawat inap untuk mendapatkan terapi cairan seperti infus untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
Disamping itu, dokter biasanya akan memberikan beberapa obat obatan,seperti :
● Paracetamol (untuk meredakan demam)
● Attapulgite atau loperamide (untuk meredakan diare)
● Antibiotik (untuk mengatasi infeksi bakteri)
Cara mencegah infeksi salmonella
Infeksi bakteri salmonella sering kali berawal dari makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri salmonella. Namun, sulit untuk mendeteksi adanya bakteri ini secara kasat mata. Adapun upaya yang perlu dibiasakan agar terhindar dari infeksi salmonella adalah sebaai berikut:
● Mencuci tangan sebelum makan dan memasak
● Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir segera setelah berpergian dan
melakukan kontak langsung dengan hewan atau penderita infeksi salmonella
● Membersihkan peralatan makan dan minum setelah menggunakannya
● Hindari membiarkan makanan dalam keadaan terbuka selama berjam-jam
● Usahakan memasak telur sampai benar benar matang
● Memasak daging sampai matang dengan suhu tinggi
● Membedakan telenan untuk makanan matang dan mentah
● Hindari mengkonsumsi susu dan produk olahan susu yang tidak di pasteurisasi
Itulah penjelasan mengenai infeksi salmonella hingga pencegahannya. Segera konsultasi dengan
dokter jika mengalami beberapa keluhan yang mengarah pada infeksi salmonella, seperti kram perut,
mual, muntah, dan disertai dengan demam.