LANGSUNG TIDUR SETELAH SAHUR, BAHAYAKAH? – RS. MITRA MEDIKA PREMIERE

RS. Mitra Medika Premiere

Bulan Ramadan merupakan bulan yang istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia. Selain melakukan ibadah puasa, umat muslim juga menjalankan sahur.
Sahur adalah aktivitas makan yang dilakukan pada waktu subuh sebelum berpuasa. Makanan yang tepat dan seimbang saat sahur akan memberikan nutrisi yang cukup untuk tubuh selama berpuasa.
Sahur biasanya dimulai jauh sebelum waktu bangun di hari normal, yaitu pada jam 3–4 pagi. Bagi seseorang yang sulit menahan rasa kantuk, mereka biasanya akan langsung tidur kembali setelah sahur. Kebiasaan ini sebenarnya tidak baik dan perlu segera dihentikan. Sebetulnya, apa bahaya tidur setelah sahur? Mari simak pembahasan selengkapnya melalui ulasan di bawah ini.

Kenapa sebaiknya jangan tidur setelah sahur?

Sahur biasanya dimulai jauh sebelum waktu bangun di hari normal, yaitu pada jam 3–4 pagi. Bagi seseorang yang sulit menahan rasa kantuk, mereka biasanya akan langsung tidur kembali setelah sahur.
Dari sisi medis, tidur setelah sahur dapat memberikan dampak buruk bagi tubuh, terlebih bila tidak ada jeda antara waktu makan sahur dan tidur. Normalnya, makanan yang dikonsumsi saat sahur akan masuk ke dalam lambung, kemudian dicerna menjadi sari-sari makanan agar bisa diserap oleh tubuh dan dijadikan energi.
sistem pencernaan perlu setidaknya 2 jam untuk mengolah makanan sampai menjadi sari makanan. Proses pencernaan ini membutuhkan suplai darah yang tidak sedikit.
Itu sebabnya, sebenarnya kita tidak dianjurkan untuk beraktivitas berat, seperti olahraga setelah makan. Namun, ini bukan alasan untuk Anda boleh langsung tidur.
Bahaya tidur setelah sahur bagi kesehatan

– GERD
Tidur setelah sahur dapat meningkatkan risiko terjadinya GERD, yaitu asam lambung yang naik ke area kerongkongan. Tentunya hal ini terjadi, terlebih lagi untuk linkers yang mempunyai riwayat sakit maag. Nah, ketika tidur, maka sistem pencernaan akan mengalami kesulitan saat mengolah makanan yang telah dikonsumsi ketika sahur.
Jika sudah begini, maka lambung akan memberikan respons terhadap tubuh agar dapat meningkatkan produksi dari asam lambung supaya proses pencernaan bisa berjalan dengan cepat. Tidak hanya itu saja, pada waktu tidur maka klep yang akan menghubungkan lambung dan kerongkongan bisa menjadi longgar, dengan begitu asam lambung akan mudah kembali ke area kerongkongan.
Gejala yang biasa dirasakan :
– Panas seperti terbakar di ulu hati
– Rasa asam yang terasa di belakang mulut
– Mulut pahit
– Mual kadang disertai muntah
– Sering sendawa

– Sembelit
Normalnya, dua jam setelah makanan dicerna perut akan kosong. Sisa makanan akan berpindah ke usus untuk dipadatkan menjadi feses. Namun, tidur setelah makan akan memperlambat proses pencernaan sehingga makanan akan “terdiam” terlalu lama di perut.
Makanan yang menumpuk di perut yang tidak tercerna bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit, tergantung makanan apa yang masuk ke perut kita.

– Kenaikan berat badan
Makanan yang masuk ke tubuh akan digunakan sebagai energi. Bila setelah makan, Anda memutuskan untuk tidur, tentu kalori dari akan disimpan menjadi lemak.
Dalam jangka panjang, kebiasaan tidur setelah makan bisa membuat lemak tubuh semakin menumpuk, apalagi jika makanan sahur yang dikonsumsi tinggi karbohidrat dan lemak.

– Tubuh mudah merasa lemas
Proses pencernaan makanan memerlukan aliran darah dan energi yang besar. Jadi, ketika sedang tidur, sebagian energi di dalam tubuh yang seharusnya digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akan dialihkan ke proses tersebut.
Makanan dengan kandungan karbohidrat dan protein tinggi juga dapat menyebabkan kelelahan karena tubuh memerlukan waktu lebih lama untuk mencernanya dan peningkatan produksi hormon tertentu dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk beristirahat.
Bahaya tidur setelah sahur sebaiknya tidak disepelekan, sehingga penting bagi Anda untuk segera memperbaiki pola tidur selama puasa. Bila ingin memahami lebih lanjut mengenai kaitan tidur setelah sahur dan saran kesehatan yang tepat selama puasa, Anda dapat berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS. Mitra Medika Premiere

Reviewed by Tim Medis RS. Mitra Medika Premiere